Jumat, 24 Januari 2014

laporan mikrobiolgi apangan (tape sukun, pisang,yoghurt)

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN



Description: C:\Users\QiQi\Downloads\Logo UIN colour.jpg

OLEH :
                                    NAMA           : NUR FITRI
NIM                : 20403110070
KEL/GOL     : III/ B
ASISTEN       : AYYUB IBRAHIM



LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014/2015






LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan lengkap praktikum “Mikrobiologi Pangan” yang disusun oleh :
Nama               : Nur Fitri
Nim                 : 2040311070
Kelompok       : III (Tiga)
Golongan        : B
            Telah diperiksa dan diterima serta disahkan oleh asisten dan coordinator asisten dengan nilai :





Samata       Jannuari 2014
Koordinator Asisten                                                               Asisten

                                                                                                Ayyub Ibrahim













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mahluk yangbersifat mikroskopis yang disebut mikroorganisme dan jasad renik. Untuk bisa mempelajari mahluk-mahluk tersebut memang diperlukan ilmu khusus tersebut. Salah satu penunjang pembelajaran mikrobiologi adalah laboratorium. Di dalam laboratorium bisa dilakukan berbagai macam percobaan untuk mempelajari mikroorganisme, contohnya seperti dalam pembuatan bahan makanan dengan menggunakan berbagai macam bakteri beserta fermentasi bahan pangan.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal, dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya.
Pada praktikum kali ini kami akan melakukan percobaan pengolahan bahan pangan dengan fermantasi menggunakan berbagai macam bakteri untuk pmendapatkan prodak yang diinginkan yaitu melalkukan percobaan pembuatan tape dari bahan pokok pisanng dan sukun, beserta pembuatan yoghurt.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui proses fermentasi pada pembuatan tape dari sukun
2.      Untuk mengetahui proses frmentsi pada pembuatan tape dari pisang
3.      Untuk mengetahu proses fermentasi pembuatan  yoghurt
C.     Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari / tanggal              : Selasa/ 7 Jannuari 2014
Waktu                         : Pukul 10.00- 11.00 Wita
Tempat                          : Laboratorium Pendidikan Biologi I, fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,  meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Dirjen POM., 1979).
Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari ingkungan sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah  Salmonella sp,  Staphylococcus aureus, Escherichia coli,  kapang, khamir serta mikroba patogen lainnya. Mikroba mempunyai batasan tertentu dalam bahan pangan yang berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat (Sukarta,2008).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot  (Reza 2011).
Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga popular.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Dalam pembuatan tape, untuk manghasilkan produk yang bagus diperlukan bahan pilihsn, terutama adalah ragi (starter). Rag merupakan bahan utama dan penting dalam pembuatan tape. Didalam ragi terkandung mikroba Saccharomyces cerevisiae. Mikroba tersebut mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketika akan digunakan adalah penting. Terutama supaya tidak terkontaminasi mikroorganisme lain. Hal tersebut akan menghambat proses fermentasi. Dalam produk bisa terdapat mikroba beracun yang berbahaya (Angga 2007).
Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan sebelum memulai maupun mengakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium. Alkohol 70% yang disemprotkan pada tangan dan meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus dicuci dengan sabun terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat. Proses pemindahan mikroba secara aseptic sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi. Jika tidak, kesalahan dalam teknik sedikit saja akan mempengaruhi semua hasil pengamatan. Oleh karena itu, dalam melakukan pemindahan mikroba dari media yang lama, menuju media yang baru harus mengetahui teknik dan menjaga kesterilan bahan maupun alat yang digunakan (Dwijoseputro 2003).






BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Alat dan bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a.       Tape Sukun
1)      Kompor
2)      Panci kukus
3)      Pisau
4)      Wadah
5)      Kain
b.      Tape Pisang (Musa sp)
1)      Kompor
2)      Wadah
3)      Pisau
4)      Kain
c.       Yogurt
1)      Kompor
2)      Inkubator
3)      Terrmometer
4)      Panci
5)      Pengaduk
6)      Wadah
7)      Botol

2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a.       Tape Sukun
1)      Sukun
2)      Ragi
b.      Tape pisang
1)      Pisang
2)       Ragi
c.       Yogurt
1)      Biokult (kultur bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermophillus.)
2)      Susu UHT
3)      Susu bubuk
B.        Prosedur kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah :
1.      Pembuatan Tape Sukun
a.       Mencuci bersih semua peralatan yang akan digunakan, kemudian ditiriskan
b.      Mengupas kulit sukun dengan menggunakan pisau
c.       Memotong sukun dengan ukuran kecil
d.      Mencuci sukun dengan air bersih kemudian ditiriskan
e.       Kemudian menkukus sukun hingga matang
f.       Sukun yang telah matang diangkat lalu diletakkan dalam wadah  yang telah disediakan
g.      Mendinginkan sukun dengan cara dikipas-kipas
h.      Setelah dingin, mencampurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk hingga merata
i.        Membungkus sukun yang telah dicampur ragi dengan daun pisang
j.        Meyimpan di tempat yang aman selama 2- 3 hari
2.      Pembuatan Tape Pisang
a.       Mencuci bersih semua peralatan yang akan digunakan, kemudian ditiriskan
b.      Mengupas kulit pisan dengan menggunakan pisau
c.       Memotong pisan dengan ukuran kecil
d.      Mencampurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk hingga merata pada pisang
e.       Membungkus pisang yang telah dicampur ragi dengan daun pisang
f.       Meyimpan di tempat yang aman selama 2- 3 hari

3.      Pembuatan Yogurt
a.       Memanaskan  susu diatas panci selama 30 menit pada suhu 70°C, sambil mengaduk susu dengan arah yang sama
b.      Setelah mencapai suhu 70°C mendinginkan selama 40°C.
c.       Pada suhu 40°C susu dicampur dengan biokult dan susu bubuk sambil diaduk.
d.      Setelah semua bahan dicampur, masukkan ke dalam botol
e.       Menginkubasi atau fermentasi yogurt pada suhu 40°C selama 15 jam dalam keadaan tertutup rapat,
f.       Setelah 15 jam keluarkan dari ikubator dan simpan dalam lemari pendingin







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktium kali ini yadalah :
1.      Tape Sukun
Indikotar pengamatan
Sebelum dibei ragi
Sesudah diberi ragi
Rasa
Rasa gurih
Keut tanpa manis
Aroma
Khas sukun
Khas tape
Warna
Kuning pucat
Keabu-abuan
Tekstur
Lembek
Sangat lembek
Kadar air
sedikit
Banyak

2.      Tape Pisang
Indikator pengamatan
Sebelum diberi ragi
Sesudah diberi ragi
Rasa
Manis rasa pisang
Kecut sekali
Aroma
Khas pisang
Agak bsuk
Warna
Kuning
Kecoklatan
Kadar air
Banyak
Sedikit
Tekstur
Lembek
Mengeras
bantuk
Utuh
Jamuran

3.      Yoghurt
Indicator pengamatan
Pengatan awal
Pengamatan Akhir
Warna/tekstur
Bening, cair
Krem , kental lembut
Aroma
Susu
Susu
Rasa
Susu
Susu asam

B.     Pembahasan
Pembahasan ada praktikum ini adalah :
1.      Tape Sukun
Pada percobaan pembuatan tape sukun, didapatkan data sebelum diberi ragi, sukun yang telah dimasak setengah matang, dengan rasa gurih, beraroma sukun, berwarna kuning pucat, kadar air berkurang, dan mempunyai tekstur yang lembek. Setelah diberi ragi kemudian diamati pada hari ketig didapatkan data kembai, kematangannya meningkat dari setengah matang menjadi matang, dengan rasa kecut tanpa manis, beraroma khas tape , berwarna abu-abu, kadar airnya bertambah dan bertesktur sangat lembek. NAmun pada tape sukun kami terdapat jamur, sehingga percobaan yang kami lakukan mengalami kegagalan.
Menurut Sudarmadji (1989), prinsip dasr fermentasi pangan berpati adalah degredasi desktrindan gula, selanjutnya diubah menjadi alcohol atau asam sehingga menghasilkan makanan fermentasi berasa manis, alkoholik dn sedikit asam atau manis sedikit asam, namun data yang kami dapatkan tidak sedikitpun rasa manis, hanya rasa kecut. Aroma merupakan hasil uap proses pengolahan makanan, uap ini tercipta dari bahn makanan yang diolah. Untuk aroma tape sesungguhnya berasal dari bahan volatile yang menguap dan dapat diterima indera sebagai hasil dari proses fermentasi tape.
Menurut Winarna (1985) semakin tinggi konsentrasi ragi yang digunakan aroma yang dihasilkan semakin menyengat, hal ini diduga karena adanya asam dan alcohol yang tinggi membuat senyawa velatile mudah menguap lebih banyak, namun aroma yang kami dapatkan dari percobaan ini beraroma tape tetapi tidak begitu tajam dan cederung samar-samar. Kegagalan yang kami dalam pembuatan tape sukun dapat disebabkan karena beberapa hal. Diantaranya kurang bersihnya alat dan bahan yang digunakan, krang sempurnahnya penutupan selama proses ferentasi berlangsung, penambahan ragi yang tidak sesuai ataupun karena proses fermentasi yang terlalu lama sehingga menyebabkan kegagalan fermentasi. Lama fermentasi yang paling ideal ialah 36 jam namun tape yang kami buat difermentasi selama 72 jam atau tiga hari.
2.      Tape Pisang
Pada percobaan pembuatan tape pisang, didapatkan data sebelum diberi ragi, pisang yang telah diberi ragi, dengan rasa manis, beraroma oisang, berwarna kuning, kadar air banyak, tekstur lembek dan berbentuk masih utuh, sedangkan sesudah diberi ragi yang diamati setelah 3 hari didaptkan data kembali, kematangan meningkat dari setengah matang menjadi matang sekali, denga  rasa kecut sekali, beraroma agak busuk, berwarna kecoklatan, kadar airnya menjadi sedikit, teksturnya  mengeras dan bentuknya pisang yang berjamur, sehingga percobaan yang kami lakukan mengalami kegagalan
Menurut Sudarmadji (1989), prinsip dasr fermentasi pangan berpati adalah degredasi desktrindan gula, selanjutnya diubah menjadi alcohol atau asam sehingga menghasilkan makanan fermentasi berasa manis, alkoholik dn sedikit asam atau manis sedikit asam, namun data yang kami dapatkan tidak sedikitpun rasa manis, hanya rasa kecut. Aroma merupakan hasil uap proses pengolahan makanan, uap ini tercipta dari bahn makanan yang diolah. Untuk aroma tape sesungguhnya berasal dari bahan volatile yang menguap dan dapat diterima indera sebagai hasil dari proses fermentasi tape.
Menurut Winarna (1985) semakin tinggi konsentrasi ragi yang digunakan aroma yang dihasilkan semakin menyengat, hal ini diduga karena adanya asam dan alcohol yang tinggi membuat senyawa velatile mudah menguap lebih banyak, namun aroma yang kami dapatkan dari percobaan ini beraroma tape tetapi tidak begitu tajam dan cederung samar-samar. Kegagalan yang kami dalam pembuatan tape sukun dapat disebabkan karena beberapa hal. Diantaranya kurang bersihnya alat dan bahan yang digunakan, krang sempurnahnya penutupan selama proses ferentasi berlangsung, penambahan ragi yang tidak sesuai ataupun karena proses fermentasi yang terlalu lama sehingga menyebabkan kegagalan fermentasi. Lama fermentasi yang paling ideal ialah 36 jam namun tape yang kami buat difermentasi selama 72 jam atau tiga hari.



3.      Yogurt
Pada percobaan ini kami membuat yogurt dengan bahan dasar dari susu. Yoghurt adalah susu yang di fermentasikan dengan bantuan bakteri Streptococus sp dan Lactobacillus bulgaricus. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan adalah membuat yoghurt. Setelah difermantasikan selama 15 jam maka diperoleh hasil bahwa teksturnya kental lembut dengan aroma bau khas susu dengan rasa asam.
Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa..Pada kebanyakan negara, produk mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi (minuman).Yoghurt yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidak membutuhkan kulkas.Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu dari mana ia dibuat.











DAFTAR PUSTAKA

Buckle K.A. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : UI Press.
Dwijoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Fardiaz Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar